Mengedit video multi camera ala TV profesional


Ngomongin soal video making dan video editing rasanya nggak ada habisnya. Dari mulai gadget, Teknik ngedit, dan lain sebagainya. Ternyata mengedit video dari footage yang diambil dari banyak kamera dan banyak angle itu menantang. Bagaimana ya agar hasilnya seperti multicam TV Profesional?
Mengedit video multi camera ala TV profesional


Poin Penting Mengedit Video Multi Camera

Beberapa waktu lalu, saya diberikan beberapa belas footage dokumentasi sebuah acara. Tugas saya adalah mengedit footage video tersebut dengan hasil yang profesional. Nggak tanggung-tanggung, tugas ini diberikan oleh video maker profesional.

Inilah beberapa catatan penting yang perlu dihindari dalam penyajian video multicam. Biar hasilnya ala TV professional gitu lah.

1| Tidak memanfatakan footage cinematic atau potensi cinematic
Dari sekian banyak footage yang diambil para ‘tukang syuting’ ada banyak scene cinematic atau potensi untuk menjadi film look. Urusan memilih footage nggak bisa sembarangan. Kejelian kita dari awal buat nggak melewatkan satu detikpun footage tersebut. Bisa saja awalnya getar, eh di tengah atau di akhir malah bagus banget.
2| Penggunaan color grading yang nggak merata di seluruh video
Urusan mewarnai video juga sebuah pekerjaan rumah yang perlu diasah. Nggak sulit jika semua footage diambil dengan 1 kamera saja dan 1 settingan. Bagaimana jika ada multicamera dengan berbagai merek dan settingan berbeda? Meski disetting dengan parameter yang sama, beda merek beda look lho.
Pekerjaan editor video bukan hanya mengecat footage tetapi menyamakan warna dasarnya terlebih dahulu kemudian baru mengecat
3| Cut kasar
Nah, ini dia. Mau itu dari 1 kamera atau multi camera, pasti deh akan ada bagian yang harus dipotong dan disatukan. Usahakan sehalus mungkin. Pakailah efek transisi untuk menyamarkan bagian yang kasar. Tontonlah berulan-ulang bagian perpotongan sebelum beranjak mengedit bagian berikutnya.
4| Gerakan smooth tidak ada
Smooth moving bukan keharusan dalam sebuah video, tapi hindarilah gerakan yang terlalu kasar. Memang sih, sekelas fil bisokop pun ada bagian yang sengaja dibuat ‘getar’. Misalnya adegan lari dikejar penjahat atau hantu. Disesuaikan saja dengan feel dari video yang ingin kita hasilkan. Untuk video lagu yang, biasanya lebih mengutamakan smooth moving.
5| Pemilihan footage tajam dan kurang tajam
Pengambilan video tak lepas dari urusan focusing. Nah, pintar-pintarnya tukang edit nih bisa milih bagian yang tajam-tajam saja. Blur yang berseni boleh, tapi hindari blur yang terlalu random.
6| Eksposure tinggi dan rendah
Ini masih berhubungan dengan point color grading. Pada multi camera footage yang diambil dari berbagai brand dan dari berbagai angle, urusan eksposure ini patut diwaspadai.
7| Noise
Untuk video yang diambil di dalam ruangan, noise tak terhindarkan. Ada bagian yang bagus tapi noise parah? Sebaiknya cari footage lain saja.
8| Footage terlalu lama
Dalam sebuah scene, sebaiknya nggak lebih dari 5 detik. Tentu alasannya biar penonton nggak bosan.  Kalaupun terlalu bagus dan pengen lebih lama, pastikan benar-benar bagus semua ya. Jangan sampai 5 detik keren parah, eh di endingnya keikut bagian goyang-goyang nggak jelas.
9| Moving tidak mengikuti beat lagu
Asik kan kalau kita melihat video yang gerakannya mengikuti beat lagu. Rasanya lebih mengena gitu buat ditonton.

Hayoo…dari 9 poin itu, kamu masih ngelakuin berapa? Atau nggak ada sama sekali karena kamu sudah jago bikin video? Kereeen. Beneran menantang kan ya mengedit video multicam. Sekarang kalau lagi nonton tayangan tv atau video clip kita bisa mengamatinya lebih saksama. Bagaimana anglenya, transisinya, fokusnya, wow menarik.

0 comments