Cara Bijak Berplastik Anti Ribet
Sejak bisa berdiri dan berlarian kesana kemari, oleh ayah
dan ibu…kita sudah diajarin “buang sampah di tempatnya ya nak.” Aku tahu kalau
kalian ditanya buang sampah dimana? Pasti bakal jawab “di tempat sampah.”
Suatu hari aku bertanya ke orang yang mengelola sampah pada
sebuah perkantoran. Di kantor tersebut sudah ada upaya pemilahan tong sampah
organik-anorganik.
“Sebenernya percuma sih dipisahin gini tongnya, karena nanti
sama pengangkut sampah dicampur lagi dibawa ke TPA.” Papar dia.
Tepok jidat deh. Jangan-jangan tempat sampah warna-warni
yang sering kita lihat dimana-mana hanya buat estetika semata?
Buang Sampah Dapat Duit
Sama seperti saat jaman danus mahasiswa, koleksi botol
plastik di kos juga banyak. Aturan dari ibu kos, botol plastik ditaruh di
pojokan buat dikiloin. Sedikit-demi sedikit, lama-lama berkilo-kilo juga
ternyata.
Plastik diangkut ke bank sampah |
Bank sampah memang belum digagas pemerintah secara masif, tapi di banyak tempat sudah ada dengan inisiatif masyarakat. Misalnya di daerah Jakarta selatan yang malahan memiliki bank sampah induk guna menjangkau semua bank sampah yang ada. Sampah-sampah plastik di sini diterima, ditimbang, dipilah, untuk selanjutnya dibawa ke RBU (recycling business unit).
Daur Ulang Sampah Plastik Bukan Khayalan
Dulu, aku berpikir daur ulang sampah itu khayalan semata.
Selain menjadikan sampah plastik produk kerajinan melalui proses re-use, mana
bisa sih botol jadi botol lagi. Apalagi, botol jadi baju dan bantal.
Wow!!! Di RBU Tangerang Selatan, mataku dibuka.
Sampah-sampah botol plastik bekas minuman yang datang dari berbagai bank sampah
maupun pengepul disortir. Dipilah berdasarkan warnanya. Setelah itu botol
dicuci sebelum dihancurkan dengan semacam alat penggiling. Hasilnya adalah
butiran plastik yang merupakan bahan baku pembuatan plastik (lagi). Butir
plastik dijual oleh RBU ke pabrik pengolahan plastik. Nantinya bisa dibuat
baju, bantal, atau botol plastik lagi.
Banyak diantara kita yang sudah meminimalisir botol plastik
sekali pakai (PET) untuk minuman dan menggantinya dengan galon. Alasannya
karena galon bisa dipakai ulang. Tapi, kalau galonnya pecah atau sudah rusak
gimana? Abang galon, botol-botol galon
kosong milik kita diangkut ke distributor. Nanti dari distributor diangkut ke
pabrik air minum. Di sana galon disortir mana yang bisa digunakan kembali mana
yang tidak bisa dan harus di recycle.
Bijak Berplastik
Ada berbagai cara bijak yang bisa kita lakukan. Tentunya
jangan yang ekstrim dulu. Pelan-pelan membiasakan. Anti plastik 100% rasanya
kok nggak bisa ya. Reuse, recycle, reduce, repair, pastinya bisa.
Reuse dengan menggunakan botol minum isi ulang. Meskipun
sering hilang dan tap water belum tersedia dimana-mana, tindakan ini murah dan
mudah. Untuk sementara isi ulangnya di kantor atau di rumah aja deh ehehe. Aku
berharap semoga tap water segera mewabah. Nggak hanya si bandara, tapi juga
public area lain.
Recycle dengan kiloin botol ke pemulung atau pengepul. Biar
nantinya segera didaur ulang. Kalau dibuang ke tempat sampah nantinya masuk ke
TPA, kemungkinan ‘leak’ atau bocor ke lingkunganya tinggi.
Reduce dengan menggunakan 1 plastik saja buat mengemas
belanjaan. Seringnya saat kita belanja akan dapat plastik berlapis-lapis. Minta
1 saja deh, syukur-syukur bawa tas belanja sendiri.
Repair dengan memperbaiki furniture atau barang-barang yang
berbahan plastik. Lecet dikit, jangan buang dulu lah.
0 comments