QR Standar Permudah Hidup Pria Berdompet Tipis
Pria berdompet tipis? Ya mungkin
itulah saya. Secara harfiah, eh literally
isi dompet saya memang enggak ada
uangnya. Cuma kartu, mulai dari identitas sampai kartu debit. Kalaupun berduit,
sudahlah kalian pasti melihat dompet saya paling banyak berisi 50 ribu rupiah
saja. Jadi jangan coba-coba copet dompet saya ya nanti menyesal. Walaupun
begitu jangan salah, Saya juga pengguna dompet elektronik.
Tadi pagi, saya pun baru mendapat
kabar "ada lomba short movie lagi lho dari BI". Jelas saya sangat
antusias, karena hadiahnya besar... hihihihi maklum hadiah lomba hunter. Namun
ada yang membuat saya terhenyak, deadline nya tanggal 20 dan dipastikan engga diperpanjang.
Penggunaan QR code
sebelum era QRIS
Saya segera menghubungi soulmate
saya yang biasa membuat video. "Yaudah ke jakarta saja sini kita
bareng-bareng bikin". Teman saya pun mengabari jadwal terdekat kereta dan
harga tiket ke jakarta itu Rp.160.000. Karena sering mengalami pengalaman buruk
berupa mesin EDC loket kereta eror, maka saya menarik uang di ATM sebesar Rp.200.000,
dengan catatan 160 buat kereta dan sisanya buat makan.
Eh kok pas banget, ternyata harga
tiketnya Rp.350.000. "Mba debit ya", seperti biasa jawaban mbaknya
"Maaf mas debitnya gangguan". Jadwal kereta tinggal 10 menit lagi berangkat,
oke saya lari dengan gaya Naruto untuk ambil duit ke atm Rp.150.000 lagi. Singkat
cerita saya pun bisa masuk kedalam kereta dengan selamat.
Mungkin karena cakra saya habis
ya, saya pun makan di kantin kereta. Kantin? Restorasi deng. Dengan pedenya
saya makan nasi rendang dan teh. Lha kok pas mau bayar lupa kalo duitnya kan sudah
habis buat tiket. Yaudah deh coba memberanikan diri untuk tanya "mbak ada
debit?” dijawab deh "gak ada mas tapi kalo masnya bayar pake Ovo bisa. Aduh
saya kan engga ada Ovo.
Dari situ saya jadi berpikir,
banyak sekali metode pembayaran cashless
tapi satu sama lain ternyata memiliki barcode yang berbeda. Menyusahkan sekali
kalo ternyata kita punya dompet digital A tapi toko ternyata cuma menyediakan B
C dan D.
Karena sudah lapar dan haus, saya
mengunduh aplikasi Ovo, mendaftar, lalu mengisi saldo (lama karena kereta lagi
di hutan, jaringan susah). Setelah terunduh, lha kok "mas kameranya alatnya
blur, pake link aja aja bisa kok mas. Akhirnya setelah sekian lama berhasil
juga. Rendang pun terbayar.
Apa Sih QRIS
Kegelisahan saya sebagai pengguna
dompet digital akhirnya dijawab oleh Bank Indonesia. Baru-baru ini ketika saya
jajan di stasiun Gmabir, saya melihat kode QRIS. QRIS merupakan kependekan dari
QR Code Indonesian Standard (QRIS). QRIS adalah standar QR Code untuk
pembayaran di Indonesia, yang dikembangkan oleh BI dan Asosiasi Pembayaran
Indonesia. Dengan adanya standar ini maka penyedia barang dan jasa (merchant)
tidak perlu memiliki QR Code berbeda dari berbagai penyelenggara jasa sistem
pembayaran.
Lalu dompet digital atau uang digital mana saja sih yang terdaftar oleh Bank Indonesia? Yuk mari kita cek bersama.
Lalu dompet digital atau uang digital mana saja sih yang terdaftar oleh Bank Indonesia? Yuk mari kita cek bersama.
QRIS Unggul
Dengan adanya QRIS ini diharapkan transaksi non tunai yang lagi
digalakkan akan menjadi Universal, Gampang, Langsung, Untung. Maksudnya bagaimana?
Dengan adanya QRIS ini diharapkan transaksi non tunai yang lagi
digalakkan akan menjadi Universal, Gampang, Langsung, Untung. Maksudnya
bagaimana?
Universal
Saya sempat kecewa ketika uang digital tidak diterima merchant di kereta api. Itu karena QR
yang dipakai sifatnya eksklusif, artinya hanya menerima scan dari uang digital
sejenis saja. Nah, bedanya dengan QRIS adalah sifatnya yang inklusif, yaitu
dapat menerima semua kode dari uang digital yang terdaftar di Bank Indonesia.
GampanG
Kita pasti sering banget kan kesel pas mau bayar belanjaan eh
kembalian engga ada. Atau sudah pakai non tunai, tapi ternyata penjual tidak
memiliki alat penerimanya. QRIS mempermudah proses transaksi seperti itu sebab membuat transaksi non
tunai dilakukan lebih gampang.
Untung
Sudah tahu lah ya, pembeli diuntungkan banget dengan QRIS karena
kemudahan transaksinya. Lalu bagaimana dengan pedagang? Dengan semakin
banyaknya uang digital dan kesadaran masyarakat akan transaksi non tunai,
harapannya daya beli masyarakat akan naik sehingga juga menguntungkan pedagang.
Langsung
Uang hasil transaksi langsung masuk rekening pedagang. Jadi
pedagang tidak perlu lagi menghitung uang hasil berdagang, mengumpulkannya,
lalu menyetorkannya ke bank. Selain menghemat waktu, hal ini juga mengurangi resiko uang rusak
atau tercecer.
Yang perlu diperhatikan ketika memakai QRIS
Koneksi
internet
QRIS dengan segala keunggulannya memerlukan infrastruktur yang
memadai. Hal yang pasti dan mendesak adalah kestabilan jaringan. Seperti
pengalaman saya di atas, ketika koneksi internet di kereta api tidak stabil
maka transaksi jadi lebih lambat dibanding dengan uang tunai.
Tarif
transaksi
Ternyata setiap kali kita bertransaksi dengan QRIS ada 0.7%
biaya yang dibebankan ke pedagang. Istilahnya adalah MDR (Merchant discount
rate). Karena QRIS akan diaplikasikan secara universal hingga ke UMKM, pasti
timbul kekhawatiran dari pedagang akan berkurangnya laba bersih.
Mari kita bandingkan misalnya QRIS dipakai di tukang somay yang
harga 1 porsinya Rp.10.000. Dengan transaksi tunai, uang tersebut akan masuk
secara utuh ke penjual. Dengan QRIS aka nada biaya beban Rp.70. Sedangkan jika
dengan menggunakan kartu debit tariff MDR nya 0.15%.
Angka yang tidak terlalu besar jika dibanding dengan
kemudahannya. Akan tetapi perlu sosialisasi dan benefit khusus untuk pedagang
yang memakai QRIS.
Promo
cashback
Salah satu alasan orang berbondong-bondong menggunakan uang atau
dompet digital adalah karena promo cashback. Sistem promo cashback ini
harapannya tidak akan terhapus meskipun ketika membayar menggunakan QRIS.
Keamanan
QRIS yang berbentuk statis (print) dikhawatirkan bisa
disalahgunakan. Maksudnya seseorang mengganti kode QR nya sehingga uang yang
masuk bukan ke rekening pedagang melainkan ke rekening orang yang tidak bertanggung
jawab. Ketika kita mau transaksi akan keluar nama merchant
beserta nominal yang harus dibayarkan. Nah, pedagang dan pembeli harus
memastikan lagi apakah sudah sesuai.
2020 era QRIS
Selama ini kita melihat aneka rupa mesin EDC dank ode QR di meja
kasir, 2020 nanti penjual cukup memiliki 1 saja kode QRIS. Kode ini bisa berupa
kode statis yang dicetak di kertas maupun kode dinamis yang berada di mesin
EDC. Jika sekarang kamu masih jarang menemukannya, itu wajar. Sebab baru
diimplementasikan di 2020.
0 comments