Website Nonton Film Gratis dan Legal
Film adalah sebuah karya seni yang akan
memiliki dampak maksimum pada penontonnya jika ditonton di gedung bioskop. Sama
halnya jika ingin menonton teater baiknya harus ke gedung pertunjukan teater
atau kalau mau merasakan atmosfer sepak bola sungguhan itu harus nonton
langsung ke stadion. Karena dengan nonton langsung di bioskop atmosfer dan
emosi yang ingin disampaikan si sutradara akan lebih mengena pada audiens.
Dalam segi teknis, dengan menonton di bioskop kita dapat merasakan pengamalam
menikmati gambar yang besar nan jernih, audio menggelegar dan bangku yang
nyaman. Menonton film di bioskop juga salah satu cara kita menghargai pembuat
film. Jika semua orang menonton secara ilegal, mereka akan bangkrut karena tidak
ada pendapatan. Tidak akan ada lagi film berkualitas.
Namun semua berubah sejak
Alur bisnis bioskop komersil
Pernah
beredar foto di media sosial mengenai kondisi bioskop selama tidak ada
pemutaran film. Kursi-kursi berjamur seperti kondisi bioskop tua. Rugikah
bioskop? Tentu saja rugi banget dong karena pendapatan yang seharusnya didapat
bioskop di masa pandemi sudah tidak ada. Penjualan makanan dan minuman pun tidak
dapat beroperasi, sarana dan prasarana bioskop seperti kursi berjamur,
projector merk Barco Atau Christie yang harganya tembus 500 juta per projector
itu belum tau apa masih bisa digunakan atau harus diservis bahkan harus beli
baru.
Yang
perlu kita tahu, garis besar proses bisnis bioskop komersil di Indonesia itu
kurang lebih adalah seperti ini :
Core bussiness bioskop itu adalah tempat pemutaran film. Untuk film, pihak bioskop melakukan riset, screening, analisa audiensi dan analisa film apa saja yang mungkin akan laris untuk ditayangkan di jam dan hari tertentu. Setelah itu, bioskop melakukan perjanjian dengan pihak pembuat film dan pihak lain untuk bagi hasil dalam pemutaran filmnya. Yang paling umum adalah 40% untuk pihak bioskop, 50% untuk pihak pembuat film dan sisanya untuk pihak lain. Barulah film itu diputar, tentunya dengan mempertimbangkan waktu tayang.
Selain pemutaran film, bioskop itu juga memiliki side bussiness atau sering kita sebut konsesi yang mendampingi pemutaran film itu sendiri yaitu jualan makanan dan minuman yang harganya bisa mencapai 3 sampai 7 kali lipat lah dari yang biasa kita beli di minimarket. Agar laku, terkadang pihak bioskop sampai tidak memperbolehkan pengunjung membawa makanan dan minuman dari luar. Tidak hanya itu, bioskop juga membuka jasa penayangan iklan baik di di dalam maupun di galeri bioskop.
Namun
di masa pandemi ini, bisnis inti dan bisnis sampingan dari bioskop ini tidak
bisa beroperasi sebagai mana mestinya.
Muncul berbagai situs film illegal
Sebagai
penikmat bahkan pengusaha di bidang film, terutama di masa pandemic yang harus
banyak berada di rumah kita tak kehabisan akal, bahkan menganggap sebagai
potensi bisnis yang baru. Mulai banyak bermunculan situs-situs ilegal penyedia
streaming film yang bisa kita nikmati sepanjang waktu. Tentu saja film tersebut
bisa kita nikmati gratis. Selain streaming, ada pula situs-situs ilegal yang
menyediakan link download film yang terbaru mulai dari kualitas cam (layar
bioskop yang direkam) atau yang kualitas yang memanjakan mata seperti Blue Ray
Rip. Bahkan ada lho film yang belum muncul di bioskop karena pandemic tapi
sudah dapat kita nikmati.
Alternatif website film legal dan gratis
Namun
apakah kita harus seperti itu? Tindakan seperti itu seolah tidak menghargai
usaha para filmmaker untuk membuat film berkualitas. Sebenarnya banyak kok
saluran penyedia konten digital yang legal. Bahkan makin ramai penontonnya
seperti Netflix, Iflix, website-website resmi penyedia film original dan legal juga
ada. Jadi, sebenarnya tak ada alasan untuk menonton film bajakan ya.
Jika
teman-teman belum tahu, coba catat nih website penyedia film gratis.
- Korean Classic Film, Cocok nih buat penyuka film Korea. Link : https://t.co/s2x37hdnbo?amp=1
- Freedom Film Festival, buat yang suka dokumenter, boleh dicoba nonton dimari. Link: https://t.co/i8sZ9CtYgS?amp=1
- IDFA Asian Documentaries, isinya koleksi film dokumenter pendek maupun panjang. Link: https://t.co/xjD5i85PDl?amp=1
- Lockdown Cinema Club, ini baru muncul pas ada pandemi, isinya bakalan daftar link film yang ada di YouTube atau Vimeo yang disertai password. Link: https://t.co/cDV01VvBw8?amp=1
- Catchplay+, berbayar sebenarnya bahkan bisa rental perfilm tapi setiap bulannya kita bisa nonton 10 film gratis dari beberapa film gratis yg disediakan (terbatas).
- Vidsee, ada channel khusus untuk menonton film pendek pilihan dari seluruh dunia. Link: https://t.co/WmzSTfgvPe?amp=1
- Hoopla
- Knaopy
- Plex
- Popcornflix
- Crackle
- Tubi
- Pluto TV
Banyak
sekali kan? Tentunya daftar ini belum semua, karena kalo semua ditulis bisa
gempor ini penulisnya. Teman-teman bisa membantu dengan menambahkan di kolom
komentar jika mengetahui yang lain.
Pengalaman yang tidak kalah dengan bioskop
Peristiwa
pandemic ini membuat beberapa orang membayangkan
bahwa bioskop di masa depan akan mati karena bangkitnya beberapa penyedia
layanan film online. Semua orang akan sangat mungkin punya bioskop pribadi /
home theater. Kita sudah bisa menikmati suasana bioskop dengan home teather dan
banyak pilihan film menggunakan layanan streaming dengan harga yang relatif
murah bahkan gratis, dan bebas memilih waktu menonton.
Strategi sineas di masa depan terkait pandemic
Kondisi
seperti sekarang menantang sineas untuk mengubah pola bisnisnya. Jika dulu,
distribusi film terpusat pada bioskop maka alternative lain perlu dipikirkan.
Kita tahu kalau DVD sangat rentan pembajakan, dan untuk kondisi sekarang mulai
ditinggalkan karena kurang praktis.
Menjual
film ke sarana penyedia berbayar seperti Netflix contohnya, sedang dilirik
tajam. Tapi untuk bisa menembus Netflix perlu standarisasi yang tak main-main
juga. Perlu pertimbangan untuk membuat konten sekunder berupa web series di
youtube.
Dari
sisi bioskop, penataan ulang gedung teater sebagai sarana utama menonton juga
perlu dilakukan. Keamaan terhadap aspek Kesehatan mutlak diperlukan, entah
dengan membuat studio-studio mini atau membuat jarak antar bangku.
Beberapa
waktu lalu ramai di luar negeri tentang adanya “Drive in cinema”. Konsepnya
menonton bioskop di lapangan terbuka dalam mobil. Ada layar lebar di bagian
depan. Memang cara ini selaras dengan anjuran phisical distancing. Di Indonesia
juga pernah ada, tepatnya di Ancol pada tahun 70an yang digagas oleh almarhum
Ciputra.
Ide
“Drive in Cinema” kembali diangkat pada tahun 2020 oleh Maxxbox cinema di
Distrik 1 Meikarta. Area lapang dengan pemandangan indah menjadi daya tariknya.
Mobil yang akan memasuki area bioskop diberi tanda berupa kode lokasi parkir
seperti layaknya tiket bioskop. Pengemudi atau penumpang mobil dicek dahulu
suhu badan, mengambil makanan dan minuman jika memesan. Memang belum umum, tapi
mungkin sedikit mengobati keinginan menonton film di luar. Meski tidak ada
aroma khas bioskop yang sulit dideskripsikan, suara lembut pengumuman pintu
teater telah dibuka, serta bergemanya bisikan “all around you”.
Menulis
ini sebagai penyaluran rasa rindu terhadap bioskop juga seebnarnya. Bagaimana
menurutmu, masih sabar nunggu bioskop buka atau mau nonton di website penyedia
film gratis dan legal?
Author: Mahendrayana.st dan Innnayah
0 comments