Review Petualangan Sherina 2
Alur cerita
Sherina sudah menjadi jurnalis di sebuah stasiun televisi swasta. Sifatnya yang mendominasi dan ambisius masih nampak jelas ketika dia merasa begitu kecewa karena gagal meliput World Economic forum di Swiss. Sherina dialihkan penugasanya untuk meliput pelepasliaran Orang Utan di Kalimantan.
Ternyata tugas yang awalnya tak disukai Sherina ini mempertemukannya dengan Sadam yang sekarang mengelola semacam penangkaran Orang Utan sebelum dikembalikan ke habitatnya.
Konflik muncul ketika cerita reuni dihadapkan dengan mafia satwa liar. Mirip alur di Petualangan Sherina pertama, 2 tokoh tersebut diculik dan akhirnya bisa mengalahkan semuanya. Bisa dibilang film ini adalah reinkarnasi film pertamanya. Adegan-adegan diulang dengan versi baru, misalnya scene saat Sherina mengintip dari balik pohon dan saat Sherina bersandar di kaca mobil.
Scooring
Salah satu hal yang membuat film ini memerindingkan banyak orang adalah musiknya. Ya, namanya juga drama musikal kan? Lagu-lagu di Petualangan Sherina pertama dimunculkan juga, dan tentunya ada lagu-lagu baru.
Scooring yang bagus ini diikuti juga dengan koreografi yang bikin penonton ingin joget juga. Meskipun secara logika rada aneh sih momennya. Misalnya di tengah kantor joget, ini terasa sureal dibanding Sherina kecil joget di halaman sekolah.
Penokohan
Pemeran utama di Petualangan Sherina pertama masih sama, untuk peran-peran baru…sebenarnya penokohannya mirip hanya saja diperankan oleh orang yang berbeda. Si orang jahat dan istrinya, komplotan mafia, pada dasarnya sudah ada di film sebelumnya.
Setting
Hutan kalimantan dengan sungainya dan ambiencenya benar-benar memanjakan mata seperti setting Lembang di petualangan Sherina pertama. Ada sett yang terasa aneh, yaitu tepatnya di bagian akhir film saat sett berubah ke benteng Martello di kepulauan seribu. Mungkin dari sini akan terbentuk cerita selanjutnya.
CGI
Ada bagian yang tidak memerlukan CGI sebenarnya, tapi nggak tahu juga mengapa harus ada. Saat Sherina dan Sadam lagi diculik lalu mereka melihat bintang dan terkenang masa lalu di Boscha. Pada akhirnya mereka menyayi dan menari dengan CGI langit yang nggak banget huhuuuu. Mungkin tujuannya agar seperti di film Lalaland.
CGI aneh selanjutnya adalah si anak orang utan dalam kandang. Ya memang sih kontra produktif banget kalau pakai orang utan beneran, namun ini CGI nya jadi seperti ftv Indosiar. Begitupun saat Sherina scrolling berita tentang si mafia satwa yang juga pemimpin di tempat kerjanya, CGI layarnya sangat kelihatan.
Pesan Moral Petualangan Sherina 2
Sadam dan Sherina sempat bertengkar lagi, itu pasti membuat penonton kesal. Ternyata Sherina orangnya memang suka mengatur dalam arti negatif. Sadam mengatakannya, pun dia akhirnya menceritakan alasanya mengapa dia seolah meng-Ghosting Sherina. Masalah yang timbul di film ini juga ada andil dari Sherina sendiri yang mengacaukan situasinya, meski pada akhirnya berakhir happy ending ala dongeng. Sherina kecil anak yang seru, tapi Sherina dewasa terlalu naif dan menyebalkan. Dulu kita kesal dengan Sadam, sekarang sepertinya karakter Sadam lebih relate dengan kita (dalam hal cara berpikir ala orang dewasa).
Lanjutan
Dengan ending yang seperti ada sesuatu sesaat setelah Sadam menceritakan tentang sejarah benteng Martello, menurutku film ini akan ada lanjutanya. Bisa saja dalam bentuk series, dengan sett di kepulauan seribu. Banyak sekali hal yang bisa dieksplor dari wilayah itu untuk diangkat sebagai cerita.
Kesimpulan
Petulangan Sherina 2 adalah film drama musikal keluarga, jadi ini bukan thriller yang fokusnya ke lari-larian. Terasa sangat dongeng sekali, klise, tertebak, tapi sekali lagi ini menyedot kepenasaran penonton.
0 comments