Dalam film, bagian akhir film tersebut sering dijadikan acuan bagus atau tidaknya alur cerita keseluruhan film. Ketika cerita dalam sebuah film memiliki konflik dan alur yang bagus, belum tentu bisa memberikan ending yang berkesan atau memuaskan bagi penonton. Pada umumnya dalam menonton sebuah film, kita akan terpaku dalam dua jenis ending, yaitu :
1. Happy Ending
Ini adalah ending yang paling dinantikan oleh sebagian besar penonton. Kenapa? Karena secara umum ada suatu kepuasan tersendiri jika kita melihat antagonis itu 'terbalaskan' lalu tokoh utamanya berhasil melewati masa sulit dan berakhir dengan bahagia. Selain itu, hampir atau mungkin semua manusia yang memiliki masalah pasti membayangkan hidup yang berakhir dengan bahagia dan bayangan itu sudah terwakili di film tersebut. Coba siapa di dunia ini yang hidupnya tanpa masalah?
Rata-rata film besutan hollywood menganut cerita tiga babak dan diakhiri dengan happy ending. Soal tujuan, tentu tidak lain dan tidak bukan adalah memuaskan sebagian penonton yang pasti lega jika endingnya bahagia. Selain itu, sebagian besar penonton pengen nonton film sebagai hiburan, jadi nggak mau keluar bioskop tapi masih kepikiran. Intinya adalah anggapan bahwa nonton film yang sedih = bukan hiburan. Walaupun begitu, saya jadi kepikiran kenapa sangat sedikit dari cerita rakyat Indonesia yang berakhir happy ending ya, selain Kabayan ada yang bisa sebutin? Tulis di komentar ya
2. Sad Ending
Berbeda dengan yang tadi, film dengan ending seperti ini biasanya memancing emosi audiens dengan akhir cerita yang membuat sesak, menyedihkan, atau bahkan berujung tragis bagi tokoh protagonis dalam film. Persis lah kayak hidupmu, sudah jatuh tertimpa tangga. Pada intinya adalah walaupun protagonis sudah melalui masa sulit, tapi tetap saja di akhir dari film tersebut, sang protagonis hidupnya malah makin ngenes atau malah pensiun sebagai makhluk di dunia.
Ending jenis ini tidak begitu disukai oleh penonton. Gak cuma film, apapun jenis karyanya yang punya cerita kebanyakan orang tidak menyukai ini. Terkadang, penonton bisa badmood berhari-hari karena kepikiran ending yang menyedihkan dari sebuah film. Tentu saja alasan ini masih ada hubungannya dengan alasan kenapa orang suka nonton Happy Ending.
PENDAPAT SAYA PRIBADI
Bagi saya, film dengan Happy Ending emang memuaskan batin penonton, selama jalan ceritanya sesuai dan sesuai takaran. Artinya film tidak terlalu berlebihan dan kurang masuk akal misalnya pada film Moonfall, tentu saja juga sebagian besar film karya Rolland Emerich sang spesialis pembuat footage mahal channel keagamaan. Ok deh adegan destruktif oke, thrilling oke, memanjakan mata penonton oke. Tapi coba kita pikir dengan logika penuh, bagaimana manusia bisa selamat dari 'kiamat'? Kebanyakan film dengan Happy Ending justru terlihat dipaksakan dan membuat kualitas film menurun misalnya karena terlalu banyak plot armor. Gak tau plot armor? Mending baca ini "Apa itu plot armor?"
Namun bila ditanya selera saya pribadi, tentu saja saya sendiri lebih suka karakter protagonis yang jahat yang mungkin jahatnya gak ketulungan, punya penyakit jiwa dan tentu saja Sad Ending. Bagi saya, nonton film itu perlu asupan dosis emosi yang lebih dan cerita yang lebih ekstrim karena film yang biasa-biasa aja kata Mad Dog gak ada gregetnya. Selama ini, film dengan Sad Ending hampir gak pernah bikin saya kecewa. Dengan eksekusi yang bagus, Sad Ending paling bisa menimbulkan kesan lebih mendalam di hati penontonnya dan tentu saja bikin film lebih bernyawa daripada Happy Ending. Ingat ini ya kalo ada lomba film yang jurinya saya. Oh iya, kenapa kebanyakan lagu galau nan menyedihkan lebih populer daripada lagu ceria?
EH ADA YANG KETINGGALAN
Sebenarnya ada banyak jenis akhir cerita dalam sebuah film yang dibedakan menurut konsepnya. Ada beberapa jenis alternatif ending yang terdapat dalam sebuah film. Jika kita mulanya hanya mengenal dua jenis ending yakni happy ending dan sad ending, maka kita perlu mengetahui bahwa ada beberapa bentuk lainnya yaitu :
1. Cliffhanger
Cliffhanger atau dalam bahasa Indonesia kita sebut 'ending yang menggantung'. Ending ini sering dipakai di film-film yang berat, film festival atau series baik yang selesai sampai situ atau kemungkinan ada lanjutannya. Konsep dari ending jenis ini adalah "film ini dimulai saat kita telah menonton film tersebut". Penonton dipersilakan untuk menafsirkan sendiri kelanjutannya dan tidak jarang muncul berbagai teori-teori dari komunitas penikmat film yang tentunya jadi peluang sebagai ladang pencaharian terutama bagi youtuber bidang film.
Ending jenis ini tentu saja ada tujuannya, yaitu untuk membuat penonton ketika selesai menonton, bukan hanya meninggalkan kesan bagus atau tidaknya, tapi penonton terus memikirkan film ini dan terus berasumsi apa yang sebenarnya terjadi dan yang akan terjadi setelah film tersebut. Bagi perspektif produser film, jika penonton terus memikirkan kelanjutan film ini, maka kesempatan besar untuk cuan jika membuat lanjutan dari film ini karena penonton yang terus kepikiran sampai gabisa tidur pasti penasaran dan ingin nonton lanjutanya.
2. Twist/Shocking
Film dengan jenis ending ini paling banyak difavoritkan oleh penikmat film. Karena film jenis ini seringkali mengundang rasa penasaran dan memancing penonton untuk menebak-nebak bagaimana akhir ceritanya. Ending yang tak tertebak, membuat penonton makin menikmati keseruan alur film dan fokus mengikuti ceritanya. Banyak penulis skenario memilih alternatif ending ini untuk memuaskan penontonnya. Biasanya ending ini banyak terdapat pada film thriller dan misteri.
Sebenarnya ada sedikit perbedaan antara Twist dan Shocking Ending. Pada film yang memiliki Twist Ending, sejak awal cerita biasanya penonton disuguhkan dengan banyak misteri dan banyak hal-hal janggal yang mengundang rasa penasaran, sehingga ikut menebak-nebak bagaimana film dapat menguraikan hal-hal janggal itu pada saat cerita berakhir. Sementara shocking ending menyuguhkan akhir cerita yang cukup mengejutkan yang selama film berlangsung, tidak kita duga akan terjadi peristiwa yang demikian.
Tapi entah bagaimana ceritanya, kenapa banyak penikmat film yang menganggap bahwa jika mereka salah menebak soal ending filmnya berarti filmnya bagus dan sukses. Disini saya kurang setuju karena terkesan menganggap film itu hanya soal tebak-tebakan bak togel.
Author: Mahendrayana.st